Jumat, 19 Oktober 2007

संतo पौलुस पोंतिअनक

Portofolio Diperiksa Usai Libur Lebaran

Herkulanus Agus

“Rencananya kita akan melakukan pemeriksaan berkas portofolio untuk kuota 2007 setelah libur lebaran nanti,” ungkap Ketua pelaksana sertifikasi guru Kalimantan Barat Prof. Dr. H Urai Husna Asmara, M. Pd, akhir pekan lalu. Berarti sekarang semua berkas sedang dalam proses pemeriksaan.
Menurut Urai data-data portofolio sertifikasi guru kuota 2007 yang sudah masuk ke panitia pelaksana sertifikasi guru dalam jabatan sebagian besar sudah disortir. Untuk guru matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya dipisahkan tersendiri. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pekerjaan panitia seleksi.
Untuk tahun 2006 lalu guru yang memperoleh hak ikut sertifikasi sebanyak 164 orang dan pada 2007 sebanyak 3750 lebih. Pada kuota 2006 sebanyak 38 orang dinyatakan sudah lulus sertifikasi. Terhitung sejak 1 Oktober 2007 mereka berhak mendapatkan sertifikat pendidik dan mendapatkan tunjangan profesi setara dengan satu kali gaji pokok. Jumlah tersebut memang masih minim jika dilihat dari jumlah guru yang mendaftarkan diri sebanyak 126 orang.
Menurut Urai pada 2007 jumlah kuota masing-masing kabupaten kota di antaranya kota Pontianak mendapat kuota 564 guru, mulai dari guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Sedangkan untuk jatah Kabupaten Sintang sebanyak 293 guru, dari jenjang TK hingga SMA.
Cakupan dan instrumen sertifikasi guru berbentuk uji kopetensi yang terdiri tes tertulis dan tes kinerja yang diberengi self appraisal (Portofolio) serta peer appraisal (penilaian atasan). Materi tes tertulis, tes kinerja dan self appraisal yang dipadukan dengan portofolio didasarkan pada indikator esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.
Materi tes tertulis mencakup kompetensi pedagogik dan kopetensi profesional, sedangkan tes kinerja berbentuk penilaian kinerja guru dalam pembelajaran yang mencakup keempat kompetensi secara terintegrasi. Self appraisal yang dipadukan dengan portofolio merupakan penialaian terhadap kegiatan dan prestasi guru di sekolah, dalam kegiatan profesional atau dimasyarakat, sepanjang relevan dengan tugasnya sebagai guru. Peer apraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk memperoleh penilaian kinerja sehari-hari yang mencakup keempat kopetensi.
Sesuai dengan cakupan uji kopetensi tersebut, maka instrumen sertifikasi guru dikelompokan kedalam instrunmen tes dan instrumen non tes. Kelompok instrumen tes meliputi tertulis tertulis dan tes kinerja. Tes tulis dalam bentuk pilihan ganda yang meliputi kompetensi pedagogik umum dan khusus dan profesional. Tes kinerja dalam bentuk real teaching dengan menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)
Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No 045/U/2002 menyebutkan kopetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.
Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Undang Undang Guru dan Dosen dan PP No 19 /2005 menyatakan kopetensi guru meliputi kopetensi keperibadian, pedagogik, profesionalisme dan sosial. Keempat jenis kompetensi guru beserta subkopetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Subkopetensi keperibadian yang mantap dan stabil memiliki indikasi esensial, bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. 2. Subkompetensi keperibadian yang dewasa memiliki indikator esensial, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja sebagai guru. 3. Subkompetsnsi keperibadian yang arif memiliki indikator esensial menampilkan tindakan yang didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.4. Subkopetensi keperibadian yang berwibawa memiliki indikator esensial, memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki prilaku yang disegani. 5. Sunkompetensi mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial, memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuanya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial. Subkopetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial, memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsef-konsef keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Subkopetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuik memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
Komnpetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkopetensi dengan indikator sosial.
Undang-Undang RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Untuk itu mereka dipersyaratkan memimiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau diploma IV (S I /D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Pemenuhan persyaratan kulaifikasi akademik minimal SI attau D 4 dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya guru SD dipersyaratkan lulusan SI/D 4 jurusan program studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainya, sedangkan guru Metamatika SMP, MTs, SMA dan MA dan SMK dipersyaratkan lulusan S-1/ D4 jurusan atau program studi metematika atau pendidikan matematika. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagaui agen pembelajaran yang meliputi kompetensi keperibadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru diberengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan Indonesia secara berkelanjutan.

सेर्तिपिकासी

Portofolio Diperiksa Usai Libur Lebaran

Herkulanus Agus

“Rencananya kita akan melakukan pemeriksaan berkas portofolio untuk kuota 2007 setelah libur lebaran nanti,” ungkap Ketua pelaksana sertifikasi guru Kalimantan Barat Prof. Dr. H Urai Husna Asmara, M. Pd, akhir pekan lalu. Berarti sekarang semua berkas sedang dalam proses pemeriksaan.
Menurut Urai data-data portofolio sertifikasi guru kuota 2007 yang sudah masuk ke panitia pelaksana sertifikasi guru dalam jabatan sebagian besar sudah disortir. Untuk guru matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya dipisahkan tersendiri. Hal itu dilakukan untuk mempermudah pekerjaan panitia seleksi.
Untuk tahun 2006 lalu guru yang memperoleh hak ikut sertifikasi sebanyak 164 orang dan pada 2007 sebanyak 3750 lebih. Pada kuota 2006 sebanyak 38 orang dinyatakan sudah lulus sertifikasi. Terhitung sejak 1 Oktober 2007 mereka berhak mendapatkan sertifikat pendidik dan mendapatkan tunjangan profesi setara dengan satu kali gaji pokok. Jumlah tersebut memang masih minim jika dilihat dari jumlah guru yang mendaftarkan diri sebanyak 126 orang.
Menurut Urai pada 2007 jumlah kuota masing-masing kabupaten kota di antaranya kota Pontianak mendapat kuota 564 guru, mulai dari guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Sedangkan untuk jatah Kabupaten Sintang sebanyak 293 guru, dari jenjang TK hingga SMA.
Cakupan dan instrumen sertifikasi guru berbentuk uji kopetensi yang terdiri tes tertulis dan tes kinerja yang diberengi self appraisal (Portofolio) serta peer appraisal (penilaian atasan). Materi tes tertulis, tes kinerja dan self appraisal yang dipadukan dengan portofolio didasarkan pada indikator esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.
Materi tes tertulis mencakup kompetensi pedagogik dan kopetensi profesional, sedangkan tes kinerja berbentuk penilaian kinerja guru dalam pembelajaran yang mencakup keempat kompetensi secara terintegrasi. Self appraisal yang dipadukan dengan portofolio merupakan penialaian terhadap kegiatan dan prestasi guru di sekolah, dalam kegiatan profesional atau dimasyarakat, sepanjang relevan dengan tugasnya sebagai guru. Peer apraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk memperoleh penilaian kinerja sehari-hari yang mencakup keempat kopetensi.
Sesuai dengan cakupan uji kopetensi tersebut, maka instrumen sertifikasi guru dikelompokan kedalam instrunmen tes dan instrumen non tes. Kelompok instrumen tes meliputi tertulis tertulis dan tes kinerja. Tes tulis dalam bentuk pilihan ganda yang meliputi kompetensi pedagogik umum dan khusus dan profesional. Tes kinerja dalam bentuk real teaching dengan menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)
Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No 045/U/2002 menyebutkan kopetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.
Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Undang Undang Guru dan Dosen dan PP No 19 /2005 menyatakan kopetensi guru meliputi kopetensi keperibadian, pedagogik, profesionalisme dan sosial. Keempat jenis kompetensi guru beserta subkopetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Subkopetensi keperibadian yang mantap dan stabil memiliki indikasi esensial, bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga sebagai guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. 2. Subkompetensi keperibadian yang dewasa memiliki indikator esensial, menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja sebagai guru. 3. Subkompetsnsi keperibadian yang arif memiliki indikator esensial menampilkan tindakan yang didasarkan pada pemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.4. Subkopetensi keperibadian yang berwibawa memiliki indikator esensial, memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki prilaku yang disegani. 5. Sunkompetensi mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial, memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuanya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial. Subkopetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial, memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait dan menerapkan konsef-konsef keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Subkopetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuik memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
Komnpetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkopetensi dengan indikator sosial.
Undang-Undang RI no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional. Untuk itu mereka dipersyaratkan memimiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau diploma IV (S I /D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Pemenuhan persyaratan kulaifikasi akademik minimal SI attau D 4 dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Misalnya guru SD dipersyaratkan lulusan SI/D 4 jurusan program studi PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainya, sedangkan guru Metamatika SMP, MTs, SMA dan MA dan SMK dipersyaratkan lulusan S-1/ D4 jurusan atau program studi metematika atau pendidikan matematika. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagaui agen pembelajaran yang meliputi kompetensi keperibadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru diberengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan Indonesia secara berkelanjutan.

दिक्लत जुर्नालिस्तिक

Bulan Bahasa, SMA Santo Paulus Pontianak Gelar Diklat Jurnalistik

Herkulanus Agus

Niat SMA Santo Paulus Pontianak untuk membimbing siswanya meraih prestasi dalam semua bidang bukan hanya semboyan. Terbukti bulan bahasa Oktober ini tidak disia-siakan. Kreativitas mereka munculkan lewat Pendidikan Kilat (Diklat) Jurnalistik yang merupakan kerja sama dengan harian Borneo Tribune. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari, yaitu 18, 19 dan 20 Oktober 2007.
“Kita berharap acara ini bisa memberikan bekal bagi siswa-siswi, khususnya yang ikut ekstra Varia,” ungkap Kepala SMA Santo Paulus Pontianak Drs. Raden Yusepha ketika membuka kegiatan secara resmi di ruang perpustakaan SMA Santo Paulus, Kamis (18/10) kemarin.
Ia berharap dengan dilaksanakan Diklat jurnalistik bisa membuka wacana berpikir siswa, khususnya redaksi majalah varia. Sebab beberapa tahun terakhir media tersebut sempat vakum.
“Baru beberapa bulan kemarin Varia beroperasi kembali, sehingga perlu terus dihidupkan dengan motivasi,” terangnya.
Kegiatan Diklat Jurnalistik mendapat tanggapan positif dari para pemateri hari pertama. Muklis Suhaeri, Tanto Yakobus, Stefanus Akim dan Herkulanus Agus.
Menurut Stefanus Akim yang memberikan materi jurnalistik dasar. Cukup banyak tahapan yang mesti dilalui dan perlu dipahami dari para calon reporter terutama dari teori. Akim panggilan akrabnya menyampaikan apa arti jurnalistik, bagaimana cara bekerja jurnalistik, teori dasar jurnaliastik, 5 W + I H, hingga contoh-contoh lead. Teori yang disampaikan melalui proyektor tidak menyita waktu lama. Sebab siswa diberikan kesempatan yang luas untuk bertanya mengulas tentang dunia wartawan. Pola mendidik orang dewasa diterapkan saat itu. Bagi yang ingin tahu banyak tentang jurnalistik tentu berusaha menggali lewat pertanyaan.
Misalnya Diana Wong yang meminta tanggapan tentang minimnya orang tertarik menjadi wartawan. Mahesa Romulo yang berpandangan tugas jurnalistik suka mencampuri orang lain. Niko tentang tugas peliputan di medan perang dan resikonya. Hilaria tingkatan dan jenjang wartawan. Meliani dan Lidia tentang kesan dan pengalaman selama menjadi wartawan serta Ida S motivasi menjadi wartawan.
Dengan dibukanya dialog, siswa-siswi lebih tertarik menyampaikan pandangannya terhadap dunia jurnalistik yang mereka lihat. Dunia jurnalistik yang masih sangat awam bagi orang banyak.
Secara bergantian Stefanus Akim, Muhlis Suhaeri dan Tanto menjawab pertanyaan.
Menurut Tanto jurnalis dilindungi oleh undang-undang di dalam melaksanakan tugasnya. Memberikan hak publik untuk ingin tahu. Termasuk aktivitas pejabat publik, tindak tanduk serta figurnya ketika memimpin. Pejabat publik mempunyai nilai berita yang lebih besar dari masyarakat biasa. Misalnya ketika gubernur digigit anjing, tentu berbeda jika yang digigit anjing orang biasa.
Muklis si penulis buku Bejamin S dan Novel tanpa huruf R, bercerita banyak tentang penulis-penulis yang sukses.
“Kunci menulis awalnya adalah membaca, dengan membaca orang tentu lebih berwawasan dan wawasan itu dituangkan dalam bentuk tulisan,’ paparnya.
Muklis juga menjelaskan tugas seorang jurnalis di medan perang.
“Jurnalis harus pandai melindungi dirinya, tahu menempatkan kondisi. Itulah salah satu jurus ampuh,” terang penulis yang sudah banyak makan asam garam.
Para pemateri juga mengungkapkan suka duka menjadi wartawan. Bisa keliling dari wilayah lokal hingga luar negeri. Pekerjaan jurnalis adalah profesi yang penuh tantangan. Setelah mendapatkan teori siswa diwajibkan untuk menulis. Pengalaman pribadi, pengalaman di sekolah yang akan di koreksi hari ini, oleh pemeteri Asriyadi Alexander Mering.
Guru Bahasa Indonesia Bruder Gerardus, MTB dan Wakasek Kesiswaan SMA Santo Paulus Drs. Arif Budi Putranto, berharap kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi siswa. Agar siswa mempunyai bekal di dalam tulis menulis. “Kita juga ingin belajar lebih jauh di Borneo Tribune termasuk semua prosesnya,” papar Bruder Gerar bersemangat.
Bulan Bahasa, SMA Santo Paulus Pontianak Gelar Diklat Jurnalistik

Herkulanus Agus

Niat SMA Santo Paulus Pontianak untuk membimbing siswanya meraih prestasi dalam semua bidang bukan hanya semboyan. Terbukti bulan bahasa Oktober ini tidak disia-siakan. Kreativitas mereka munculkan lewat Pendidikan Kilat (Diklat) Jurnalistik yang merupakan kerja sama dengan harian Borneo Tribune. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari, yaitu 18, 19 dan 20 Oktober 2007.
“Kita berharap acara ini bisa memberikan bekal bagi siswa-siswi, khususnya yang ikut ekstra Varia,” ungkap Kepala SMA Santo Paulus Pontianak Drs. Raden Yusepha ketika membuka kegiatan secara resmi di ruang perpustakaan SMA Santo Paulus, Kamis (18/10) kemarin.
Ia berharap dengan dilaksanakan Diklat jurnalistik bisa membuka wacana berpikir siswa, khususnya redaksi majalah varia. Sebab beberapa tahun terakhir media tersebut sempat vakum.
“Baru beberapa bulan kemarin Varia beroperasi kembali, sehingga perlu terus dihidupkan dengan motivasi,” terangnya.
Kegiatan Diklat Jurnalistik mendapat tanggapan positif dari para pemateri hari pertama. Muklis Suhaeri, Tanto Yakobus, Stefanus Akim dan Herkulanus Agus.
Menurut Stefanus Akim yang memberikan materi jurnalistik dasar. Cukup banyak tahapan yang mesti dilalui dan perlu dipahami dari para calon reporter terutama dari teori. Akim panggilan akrabnya menyampaikan apa arti jurnalistik, bagaimana cara bekerja jurnalistik, teori dasar jurnaliastik, 5 W + I H, hingga contoh-contoh lead. Teori yang disampaikan melalui proyektor tidak menyita waktu lama. Sebab siswa diberikan kesempatan yang luas untuk bertanya mengulas tentang dunia wartawan. Pola mendidik orang dewasa diterapkan saat itu. Bagi yang ingin tahu banyak tentang jurnalistik tentu berusaha menggali lewat pertanyaan.
Misalnya Diana Wong yang meminta tanggapan tentang minimnya orang tertarik menjadi wartawan. Mahesa Romulo yang berpandangan tugas jurnalistik suka mencampuri orang lain. Niko tentang tugas peliputan di medan perang dan resikonya. Hilaria tingkatan dan jenjang wartawan. Meliani dan Lidia tentang kesan dan pengalaman selama menjadi wartawan serta Ida S motivasi menjadi wartawan.
Dengan dibukanya dialog, siswa-siswi lebih tertarik menyampaikan pandangannya terhadap dunia jurnalistik yang mereka lihat. Dunia jurnalistik yang masih sangat awam bagi orang banyak.
Secara bergantian Stefanus Akim, Muhlis Suhaeri dan Tanto menjawab pertanyaan.
Menurut Tanto jurnalis dilindungi oleh undang-undang di dalam melaksanakan tugasnya. Memberikan hak publik untuk ingin tahu. Termasuk aktivitas pejabat publik, tindak tanduk serta figurnya ketika memimpin. Pejabat publik mempunyai nilai berita yang lebih besar dari masyarakat biasa. Misalnya ketika gubernur digigit anjing, tentu berbeda jika yang digigit anjing orang biasa.
Muklis si penulis buku Bejamin S dan Novel tanpa huruf R, bercerita banyak tentang penulis-penulis yang sukses.
“Kunci menulis awalnya adalah membaca, dengan membaca orang tentu lebih berwawasan dan wawasan itu dituangkan dalam bentuk tulisan,’ paparnya.
Muklis juga menjelaskan tugas seorang jurnalis di medan perang.
“Jurnalis harus pandai melindungi dirinya, tahu menempatkan kondisi. Itulah salah satu jurus ampuh,” terang penulis yang sudah banyak makan asam garam.
Para pemateri juga mengungkapkan suka duka menjadi wartawan. Bisa keliling dari wilayah lokal hingga luar negeri. Pekerjaan jurnalis adalah profesi yang penuh tantangan. Setelah mendapatkan teori siswa diwajibkan untuk menulis. Pengalaman pribadi, pengalaman di sekolah yang akan di koreksi hari ini, oleh pemeteri Asriyadi Alexander Mering.
Guru Bahasa Indonesia Bruder Gerardus, MTB dan Wakasek Kesiswaan SMA Santo Paulus Drs. Arif Budi Putranto, berharap kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi siswa. Agar siswa mempunyai bekal di dalam tulis menulis. “Kita juga ingin belajar lebih jauh di Borneo Tribune termasuk semua prosesnya,” papar Bruder Gerar bersemangat.
Bulan Bahasa, SMA Santo Paulus Pontianak Gelar Diklat Jurnalistik

Herkulanus Agus

Niat SMA Santo Paulus Pontianak untuk membimbing siswanya meraih prestasi dalam semua bidang bukan hanya semboyan. Terbukti bulan bahasa Oktober ini tidak disia-siakan. Kreativitas mereka munculkan lewat Pendidikan Kilat (Diklat) Jurnalistik yang merupakan kerja sama dengan harian Borneo Tribune. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari, yaitu 18, 19 dan 20 Oktober 2007.
“Kita berharap acara ini bisa memberikan bekal bagi siswa-siswi, khususnya yang ikut ekstra Varia,” ungkap Kepala SMA Santo Paulus Pontianak Drs. Raden Yusepha ketika membuka kegiatan secara resmi di ruang perpustakaan SMA Santo Paulus, Kamis (18/10) kemarin.
Ia berharap dengan dilaksanakan Diklat jurnalistik bisa membuka wacana berpikir siswa, khususnya redaksi majalah varia. Sebab beberapa tahun terakhir media tersebut sempat vakum.
“Baru beberapa bulan kemarin Varia beroperasi kembali, sehingga perlu terus dihidupkan dengan motivasi,” terangnya.
Kegiatan Diklat Jurnalistik mendapat tanggapan positif dari para pemateri hari pertama. Muklis Suhaeri, Tanto Yakobus, Stefanus Akim dan Herkulanus Agus.
Menurut Stefanus Akim yang memberikan materi jurnalistik dasar. Cukup banyak tahapan yang mesti dilalui dan perlu dipahami dari para calon reporter terutama dari teori. Akim panggilan akrabnya menyampaikan apa arti jurnalistik, bagaimana cara bekerja jurnalistik, teori dasar jurnaliastik, 5 W + I H, hingga contoh-contoh lead. Teori yang disampaikan melalui proyektor tidak menyita waktu lama. Sebab siswa diberikan kesempatan yang luas untuk bertanya mengulas tentang dunia wartawan. Pola mendidik orang dewasa diterapkan saat itu. Bagi yang ingin tahu banyak tentang jurnalistik tentu berusaha menggali lewat pertanyaan.
Misalnya Diana Wong yang meminta tanggapan tentang minimnya orang tertarik menjadi wartawan. Mahesa Romulo yang berpandangan tugas jurnalistik suka mencampuri orang lain. Niko tentang tugas peliputan di medan perang dan resikonya. Hilaria tingkatan dan jenjang wartawan. Meliani dan Lidia tentang kesan dan pengalaman selama menjadi wartawan serta Ida S motivasi menjadi wartawan.
Dengan dibukanya dialog, siswa-siswi lebih tertarik menyampaikan pandangannya terhadap dunia jurnalistik yang mereka lihat. Dunia jurnalistik yang masih sangat awam bagi orang banyak.
Secara bergantian Stefanus Akim, Muhlis Suhaeri dan Tanto menjawab pertanyaan.
Menurut Tanto jurnalis dilindungi oleh undang-undang di dalam melaksanakan tugasnya. Memberikan hak publik untuk ingin tahu. Termasuk aktivitas pejabat publik, tindak tanduk serta figurnya ketika memimpin. Pejabat publik mempunyai nilai berita yang lebih besar dari masyarakat biasa. Misalnya ketika gubernur digigit anjing, tentu berbeda jika yang digigit anjing orang biasa.
Muklis si penulis buku Bejamin S dan Novel tanpa huruf R, bercerita banyak tentang penulis-penulis yang sukses.
“Kunci menulis awalnya adalah membaca, dengan membaca orang tentu lebih berwawasan dan wawasan itu dituangkan dalam bentuk tulisan,’ paparnya.
Muklis juga menjelaskan tugas seorang jurnalis di medan perang.
“Jurnalis harus pandai melindungi dirinya, tahu menempatkan kondisi. Itulah salah satu jurus ampuh,” terang penulis yang sudah banyak makan asam garam.
Para pemateri juga mengungkapkan suka duka menjadi wartawan. Bisa keliling dari wilayah lokal hingga luar negeri. Pekerjaan jurnalis adalah profesi yang penuh tantangan. Setelah mendapatkan teori siswa diwajibkan untuk menulis. Pengalaman pribadi, pengalaman di sekolah yang akan di koreksi hari ini, oleh pemeteri Asriyadi Alexander Mering.
Guru Bahasa Indonesia Bruder Gerardus, MTB dan Wakasek Kesiswaan SMA Santo Paulus Drs. Arif Budi Putranto, berharap kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi siswa. Agar siswa mempunyai bekal di dalam tulis menulis. “Kita juga ingin belajar lebih jauh di Borneo Tribune termasuk semua prosesnya,” papar Bruder Gerar bersemangat.

Kamis, 11 Oktober 2007

3 Pelajar SMA Immanuel Pontianak Bakal Bertarung di LIPI

Herkulanus Agus
Borneo Tribune, Pontianak

Siswa-siswi Kalimantan Barat sebetulnya mempunyai prestasi yang menonjol dan tidak kalah dengan Provinsi lainnya di tanah air. Di antaranya dibuktikan tiga siswa-siswi SMA Immanuel Pontianak Eka Ciptawiguna, Juli Susanti dan Juliawati. Tiga siswa ini berhasil mendapatkan tiket untuk mengikuti lomba karya ilmiah remaja ke-29 tanggal 28 Oktober mendatang di Jakarta. Lomba karya ilmiah tersebut dilaksanakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
“Pemanfaatan lempung alam Capkala sebagai keunggulan dalam proses penjernihan air. Adalah judul karya ilmiah tiga siswa tersebut,” terang Kepala Sekolah SMA/SMK Immanuel Pontianak Eka Widjajanti.
Menurut Eka, saat ini sekolah juga melakukan persiapan pendampingan agar siswa dapat berhasil membawa harum nama sekolah. Persiapan tersebut selain dilakukan di sekolah juga dilaksanakan di luar.
“Umumnya anak-anak kita tergabung dalam Sains Club sekolah,” terangnya.
Sains Club sekolah adalah lembaga dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang menaungi siswa-siswi kreatif di bidang karya ilmiah. Mereka dibekali dengan ilmu-ilmu penelitian layaknya anak-anak kuliah. Mereka diajak untuk mengetahui makna dan kegunaan, masing-masing zat. Baik yang bersumber dari alam, maupun kimia. Setelah mendapatkan teori baru dilaksanakan dengan aplikasi di lapangan. Berkat Sains Club itu pula, lahir ide-ide kreatif siswa.
“Sebenarnya sederhana saja,” urainya.
Ketika ditanya apakah ada kiat khusus yang dilakukan sekolah? Dijelaskan Eka, sebenarnya tidak ada resep khusus. Namun dukungan kepada siswa, agar mereka terus melakukan prestasi terus dilaksanakan. Sehingga menurut Eka di dalam sains, cukup banyak prestasi yang telah dicapai.
“Untuk dalam sains tingkat provinsi sudah menjadi langganan,” ungkap Eka.
Selanjutnya pada olimpiade sains kimia tingkat Nasional baru-baru lalu, siswa sekolah ini atas nama Indra Kurniawan berhasil menyumbangkan medali perunggu.
Buku Jejak Emas Pemuda Kalbar Siap Launching

Herkulanus Agus
Borneo Tribune, Pontianak

Sebagai ungkapan syukur kepada Borneo Tribune yang telah sukses sebagai media partner persiapan penerbitan buku Jejak Emas Pemuda Kalimantan Barat, koordinator kepenulisan Buku Jejak emas pemuda Kalbar Yaser Syaifudin, ST menyerahkan 5 persen dari keseluruhan dana sponsorship.
Dana tersebut diserahkan Yaser secara simbolik kepada Tanto Yakobus, Redaktur dan pengasuh halaman filantropi di Borneo Tribune, Rabu (10/10) kemarin. Dana tersebut akan disalurkan ke masyarakat yang sangat membutuhkan melalui program dana amal filantropi ke Borneo Tribune. Dana untuk penyelesaian buku tersebut sebesar Rp 6 juta dari PTPN XIII dan PT PELINDO.
“Kita merasa berterima kasih kepada Borneo Tribune, karena mempunyai semangat yang sama. Apalagi Borneo Tribune juga dikelola orang-orang muda,” ungkap Yaser sapaan akrabnya.
Menurut Yaser, hampir semua prestasi anak Kalbar dapat tercium dari Borneo Tribune. Termasuk prestasi siswa yang terpendam. Contohnya Bryan Jevoncia.
Buku jejak emas pemuda Kalimantan Barat yang akan diluncurkan 29 Oktober mendatang dan bercerita tentang kunci sukses, profil pemuda Kalbar yang dinilai berhasil dari sisi akademisi, atlet, seni, entrepreneur dan aktivis.
Rencananya buku itu akan dicetak selepas lebaran dengan jumlah 3 ribu buah. Buku tersebut akan diserahkan secara gratis kepada warga Kalbar.
Misalnya tentang entrepreneur Suhardiman pemilik waruk Dangau, Kusmindari pengelola Sanggar Andari, Hermayani Putra Aktifis WWF.
Tujuan dari jejak emas ada empat kata kunci motivasi, inspirasi, dokumentasi jejak pemuda Kalbar dan apresiasi atau bentuk penghargaan terhadap kiprah pemuda Kalimantan Barat.
Ditambahkannya persiapan buku jejak emas kurang lebih selama lima bulan yaitu dari bulan Mei-Oktober.
Penerbitan buku ini juga terlaksana atas kerjasama KNPI Kalbar Lembaga Penelitian Pengembangan Ekonomi dan Studi (LP2ES).
Direktur Lembaga Penelitian Pengembangan Ekonomi dan Studi (LP2ES), Endih Supandih mengatakan, pembuatan buku ini juga bertujuan membagi aspirasi dan motivasi kepada orangtua dan pemuda lainnya untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Memberi penghargaan kecil kepada pemuda yang telah mengharumkan dan mengangkat nama Kalbar. Menciptakan sinergisitas pemuda guna melahirkan komunitas yang menjadi solusi bagi Kalimantan Barat.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk menciptakan sinergisitas pemuda guna melahirkan komunitas yang menjadi solusi bagi Kalimantan Barat,” kata Endih.
Pembuatan buku hasil kerja sama antara LP2ES dan CV Pasific ini juga mendapat dukungan dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalbar, Aspar.
Pemuda dengan energi yang besar dan mobilitas yang tidak terbatas merupakan salah satu kunci penggerak dan pemberdayaan masyarakat. “Dengan jumlah pemuda lebih dari setengah juta jiwa. Peran serta pemuda mat dibutuhkan sebagai motor penggerak dan agen perubahan yang menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama membangun Kalimantan Barat,” lanjut dia.
BOS Buku Terpisah dari BOS

Herkulanus Agus
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) buku tidak mengurangi anggaran BOS yang telah diluncurkan pemerintah lebih dahulu. Karena pembiayaannya antara satu dengan yang lain dilakukan secara terpisah.
“Bos buku ini diberikan kepada sekolah-sekolah di wilayah Kalimantan Barat,” kata anggota Komisi D DPRD Kalimantan Barat, Katharina Lies.
Namun Lies, mengingatkan agar kepala sekolah bisa berlaku secara transparan dalam mengelolanya. Sehingga buku yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan bisa sampai ke tangan yang berhak.
“Kita berharap untuk semua sekolah yang ada di Kalimantan Barat ada transparansi,” terangnya.
Dilansir Sekretaris Jenderal Depdiknas, Dodi Nandika, sebagaimana dilansir harian Pikiran Rakyat, (13/4/2006) pernah mengungkapkan bahwa Depdiknas akan meluncurkan sembilan program utama tahun 2006. Salah satunya adalah bantuan operasional sekolah (bos untuk buku teks pelajaran).
Menurut Dodi, BOS Buku diberikan kepada siswa-siswa SD dan SMP di daerah-daerah terpencil dan tertinggal yang ada di 9-12 provinsi di Indonesia.
“Depdiknas bersama DPR telah sepakat mengalokasikan dana Rp 800 miliar dari APBN untuk BOS buku tahun 2006. BOS buku teks ini diberikan kepada siswa-siswa SD dan SMP yang ada di daerah-daerah terpencil dan tertinggal dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun,” ujarnya.
Pola penyaluran bos buku ini sama dengan pola penyaluran dana bantuan operasional sekolah bos buku, yaitu menggunakan pola block grant. Bos buku katanya, diberikan untuk BOS buku teks pelajaran saja, tidak termasuk buku pengayaan.
“Pihak sekolah dan komite sekolah silakan memilih buku teks pelajaran yang akan digunakan di sekolah. buku teks pelajaran yang dipilih adalah buku yang sudah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),” katanya.Pernyataan Dodi bukan cuma isapan jempol, buktinya sudah banyak sekolah (SD/SMP) yang telah menerima kucuran dana itu. Besar kecilnya dana BOS buku ditentukan oleh jumlah siswa dari sekolah yang bersangkutan. Setiap siswa mendapatkan BOS buku sebesar Rp 20.000 per buku
Dana Modernisasi Kampus Untan Diusahakan

Herkulanus Agus

“Saya tahu memodernisasi Kampus Untan tidak gampang, karena perlu dana yang banyak, tetapi akan di usahakan melalui Islamic Development Bank (IDB) dan BAPENAS,” terang ktor Untan Pontianak Dr। Chairil Effendi, MS, di ruang kerjanya.
Modernisasi Kampus merupakan Rencana Strategis (Renstra) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak yang sudah digagas. Penggodokan program tersebut, kini telah berjalan kurang lebih satu bulan dan hasilnya akan diketahui dua bulan nanti.
Menurut Chairil, modernisasi dimaksudkan untuk melakukan efisiensi di segala bidang, menyangkut ruang kuliah, energi, dana, penggunaan fasilitas, laboratorium komputer, laboratorium kimia dan sarana prasarana lainnya. Di samping itu dengan letak kampus yang terpencar dari jalan Ahmad Yani hingga Imam Bonjol, biaya keamanan juga cukup tinggi.
“Sehingga program modernisasi Kampus akan tetap dilaksanakan dan kini masih dalam pengkajian,” terangnya.
Dengan modernisasi kampus akan dibuat lebih menarik dengan pola vertikal, antara 3 hingga 4 lantai. Karenanya kemungkinan akan dilakukan regrouping antar kampus.
Langkah tersebut juga dilakukan untuk mengatasi permasalahan Kampus yang sering mengeluhkan kurangnya ruangan belajar.
“Dengan begitu kita berharap tidak ada lagi ruangan yang tidak dimanfaatkan,” terangnya.
Dijelaskan Chairil untuk regrouping itu akan menggunakan lokasi di Kampus yang ada sekarang terutama Kampus yang di jalan Ahmad Yani. Sedangkan ruang kuliah yang terdapat di jalan Imam Bonjol, nantinya dapat sewakan ke pihak luar sebagai generator unit. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan lainnya yang ada di Untan.
Renstra Untan untuk menjawab kebutuhan jangka panjang yang sudah kian mendesak. Tidak hanya kebutuhan sesaat, namun mencapai 20 hingga 50 tahun ke depan.
“Saat ini kita juga sudah mempersiapkan tata Ruang Untan,” ujarnya. Sehingga ke depan semua pembangunan di Untan mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Jadi berjalan tidak mengambang.
Untuk mampu bersaing di abad global sudah saatnya Untan melakukan pembenahan di segala bidang. Apalagi Untan merupakan satu-satunya perguruan tinggi Negeri. Cukup banyak Mahasiswa yang berasal dari daerah untuk mengasah otak, dengan harapan kelak bisa menjadi orang yang berguna.
Terhadap tantangan tersebut, Rektor Untan juga akan mempersiapkan Adhok tim reformasi perpustakaan Untan, tim perencanaan Untan, tim sistem informasi dan pendokumentasian Untan. “Mudah-mudahan program ini bisa berjalan semuanya,” terang Chairil
Guru Harus Bernafsu Menulis

Herkulanus Agus
Persoalan menulis ilmiah menjadi kendala bagi guru-guru PNS untuk kenaikan pangkat dari golongan IV A ke –IV B। Sehingga salah satu cara yang dijalankan guru harus mampu membekali diri dasar penulisan itu.
“Di samping itu juga menulis ilmiah juga merupakan salah satu prasyarat untuk sertifikasi guru,” ungkap Ketua STKIP PGRI Pontianak, DR. Samion AR, M.Pd, beberapa waktu lalu.
Samion demikian panggilan akrabnya mengharapkan dengan adanya pelatihan, apalagi pelatihan yang berskala Nasional dapat membuat para peserta “bernafsu menulis”.
Menurut Samion, sebenarnya di kalangan guru yang umumnya anggota PGRI dan alumnus STKIP PGRI Pontianak. Kemampuan menulis sudah ada. “Hanya saja saja belum ada acuan dan standar penilaian baku,” terangnya.
Untuk itu ia berharap dilakukan pembaharuan atau perubahan di dalam melakukan penilaian. Di samping itu ia juga mengingatkan perlu adanya metodologi secara khusus di dalam penulisan ilmiah.
“Mudah-mudahan nanti dapat disampaikan para pemateri,” ungkapnya.
Di dalam menulis pihak STKIP juga memberikan ransangan secara khusus kepada siswa-siswinya melalui berbagai kegiatan di Kampus. Misalnya dengan kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh masing-masing Program Studi (Prodi) di Kampus STKIP. Dengan adanya kegiatan itu diharapkan mahasiswa dapat berprestasi.
“Mereka yang berprestasi mendapatkan perhatian dari lembaga,” papar Samion.
Kemungkinannya bisa direkrut menjadi pegawai di lingkungan STKIP PGRI.
“Memang untuk dosen negeri seharusnya S-2,” ungkapnya.
Dalam menulis ditambahkan Samion, perlu sosialisasi yang lebih dalam dan melibatkan Perguruan Tinggi yang ada di Kalimantan Barat.
Buku Jejak Emas Pemuda Kalbar Siap Launching

ब्य Herkulanus Agus

Sebagai ungkapan syukur kepada Borneo Tribune yang telah sukses sebagai media partner persiapan penerbitan buku Jejak Emas Pemuda Kalimantan Barat, koordinator kepenulisan Buku Jejak emas pemuda Kalbar Yaser Syaifudin, ST menyerahkan 5 persen dari keseluruhan dana sponsorship.
Dana tersebut diserahkan Yaser secara simbolik kepada Tanto Yakobus, Redaktur dan pengasuh halaman filantropi di Borneo Tribune, Rabu (10/10) kemarin. Dana tersebut akan disalurkan ke masyarakat yang sangat membutuhkan melalui program dana amal filantropi ke Borneo Tribune. Dana untuk penyelesaian buku tersebut sebesar Rp 6 juta dari PTPN XIII dan PT PELINDO.
“Kita merasa berterima kasih kepada Borneo Tribune, karena mempunyai semangat yang sama. Apalagi Borneo Tribune juga dikelola orang-orang muda,” ungkap Yaser sapaan akrabnya.
Menurut Yaser, hampir semua prestasi anak Kalbar dapat tercium dari Borneo Tribune. Termasuk prestasi siswa yang terpendam. Contohnya Bryan Jevoncia.
Buku jejak emas pemuda Kalimantan Barat yang akan diluncurkan 29 Oktober mendatang dan bercerita tentang kunci sukses, profil pemuda Kalbar yang dinilai berhasil dari sisi akademisi, atlet, seni, entrepreneur dan aktivis.
Rencananya buku itu akan dicetak selepas lebaran dengan jumlah 3 ribu buah. Buku tersebut akan diserahkan secara gratis kepada warga Kalbar.
Misalnya tentang entrepreneur Suhardiman pemilik waruk Dangau, Kusmindari pengelola Sanggar Andari, Hermayani Putra Aktifis WWF.
Tujuan dari jejak emas ada empat kata kunci motivasi, inspirasi, dokumentasi jejak pemuda Kalbar dan apresiasi atau bentuk penghargaan terhadap kiprah pemuda Kalimantan Barat.
Ditambahkannya persiapan buku jejak emas kurang lebih selama lima bulan yaitu dari bulan Mei-Oktober.
Penerbitan buku ini juga terlaksana atas kerjasama KNPI Kalbar Lembaga Penelitian Pengembangan Ekonomi dan Studi (LP2ES).
Direktur Lembaga Penelitian Pengembangan Ekonomi dan Studi (LP2ES), Endih Supandih mengatakan, pembuatan buku ini juga bertujuan membagi aspirasi dan motivasi kepada orangtua dan pemuda lainnya untuk mengembangkan potensi terbaiknya. Memberi penghargaan kecil kepada pemuda yang telah mengharumkan dan mengangkat nama Kalbar. Menciptakan sinergisitas pemuda guna melahirkan komunitas yang menjadi solusi bagi Kalimantan Barat.
“Kegiatan ini juga bertujuan untuk menciptakan sinergisitas pemuda guna melahirkan komunitas yang menjadi solusi bagi Kalimantan Barat,” kata Endih.
Pembuatan buku hasil kerja sama antara LP2ES dan CV Pasific ini juga mendapat dukungan dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Kalbar, Aspar.
Pemuda dengan energi yang besar dan mobilitas yang tidak terbatas merupakan salah satu kunci penggerak dan pemberdayaan masyarakat. “Dengan jumlah pemuda lebih dari setengah juta jiwa. Peran serta pemuda mat dibutuhkan sebagai motor penggerak dan agen perubahan yang menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama membangun Kalimantan Barat,” lanjut dia.